Suku Batak Angkola adalah salah satu
sub etnis dari suku bangsa batak disamping Batak Toba, Batak Karo, Batak
Pakpak, Batak Simalungun, dan Batak
Mandailing.
Tanah ulayat suku Batak
angkola berada di wilayah geografis
Tapanuli bagian Selatan yang meliputi
Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten
Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kota Padang Sidempuan dan Kabupaten Mandailing Natal. Suku Batak angkola memiliki hubungan
yang sangat erat Hubungan kekerabatan
marga-marga Batak Toba Dan juga memiliki
kekerabatan yang kuat dengan Batak
Mandailing disebabkan adanya persamaan
bahasa budaya dan agama yang dianut
sebagai besar masyarakatnya.
Selama ini
banyak orang menganggap penduduk asli
Tapanuli Selatan Sumatera Utara semuanya
etnis Mandailing dan sebagian Toba. Anggapan ini sangat keliru,Tapanuli
Selatan sebelum pemekaran wilayah
menjadi Tapanuli Selatan Ibu Kota
Padangsidimpuan kemudian menjadi Sipirok, Mandailing natal atau beribu Kota
Panyabungan sejak dahulu kalah dihuni oleh
penduduk asli yang terdiri dari etnis
angkola dan Mandailing.
Sejarah mencatat
sebelum Indonesia merdeka wilayah
pemerintahan di Tapanuli Selatan
dahulunya bernama afdeling dipimpin oleh
seorang residen dengan pusat
pemerintahan Padangsidimpuan. Membawahi
tiga onderafdeeling dan masing-masing
dipimpin oleh controller seterusnya
membawahi onderdistrik dipimpin asisten Demang onderafdeeling di bawah afdeling antar lain angkola dan sipirok Berpusat di padangsidempuan, onderafdeeling Padang lawas di sibuhuan dan
onderafdeeling Mandailing di kotanopan.
Selanjutnya onderafdeeling yang
membawahi onderdistrik angkola membawa tigadistrik masing-masing angkola
dengan pusat Padangsidimpuan, batangtoru
dibatangtoru dan orderdistrik sipirok di
Sipirok, onderdistrik ini membawahi
pulahuat atau puria yang dipimpin oleh
kepala kuria.
Sebelum kemerdekaan ketiga
onderafdeeling yang ada sama
kedudukannya dengan kabupaten yang
dipimpin oleh Bupati, setelah pemulihan kekuasaan tahun
1949 seluruhnya digabung menjadi satu
kabupaten dengan pusat pemerintahan di
Padang Sidempuan, di dalam pemerintahan sekarang
onderafdeeling angkola sebelumnya
terdiri dari tiga onderdistrik dan
beberapa kekuriaan berkembang menjadi
beberapa Kecamatan seperti Puri sipirok telah dipecah dan dimekarkan menjadi
beberapa kecamatan antara lain sipirok, arse atau pemekaran dari Sipirok, Padang
Sidempuan Timur, Saipar dolok hole, dan Aek bila atau pemekaran dari saipar Dolok
hole, Batang angkola Sayurmatinggi
sigalangan hingga ke batangtoru dengan
beberapa pemekarannya sampai Kecamatan
Dolo ibu kotanya Sipiongot.
Angkola adalah etnis Jauh sebelum
penjajahan Belanda menjajah kan kaki di
bumi Persada ini telah ada penduduk yang
mendiami wilayah angkola. Diperkirakan 9000 tahun sebelum
masehi itulah yang dinamakan etnik
angkola atau asli angkola bukan pecahan
atau yang mengisahkan diri dari Etnik lain terbukti dengan adanya
kerajaan-kerajaan seperti Sabungan atau
di kaki lubuk raya, batunadua, sipirok atau
Parau sorat, sialagundi, muaratais, batangtoru sekitarnya Batara Wisnu, Mandala sena dan lain-lain.
Etnis angkola
memiliki ciri tersendiri seperti
falsafah dasar dalihan natolu sebagai
tatanan atau pandangan hidup sampai saat
ini tetap dipedomani, adat-istiadat
budaya pakaian adat tersendiri kain ulos
atau Abid Gondang atau sabun yang kain
tenun.
"Mohon maaf jika ada kesalahan kata dalam artikel ini. Saya pribadi juga mengambil data sejarah asal usul Suku Angkola ini dari beberapa sumber dan menceritakan kembali versi sepengetauan saya.
Lanjut part ll ??
makasih sharingnya, aku maah baru tahu
ReplyDeleteJadi pinisirin.
ReplyDeleteBang Edo sendiri marganya apa kah?
Pan sekarang tinggal di Sidempuan kan ya...
Marga Pane kak, iya tinggal disidempuan 🙂
DeleteIya betul sekali,
ReplyDeleteTapanuli Selatan bukan semuanya Mandailing. Suku Angkola agak sedikit berbeda.
Aku taunya dari cerita saudara ipar persepupuan kami yang asli sipirok, Boru Harahap.
Jadi penasaran sama lanjutan blogpost inj
Aku baru tau adanya suku Batak Angkola ini. Tapi kalau marga Harahap, Lubis, Nasution itu udah sering dengar. Itu bukannya mandailing ya?
ReplyDeleteSindi sebelumnya hanya pernah mendengar kata suku angkola. Dan baru tau sejarah suku angkola melalui artikel ini, Lanjut part 2 ? Lanjutkan bang, awak penasaran part ke dua nya bang.
ReplyDeleteKawan saya banyak orang Sibolga, mreka Batak Angkola. Jadi saya asal usulnya dr tulisan ini. Mantabs bg
ReplyDeleteTeman-teman yang bermarga harahap sebagian merasa angkola dan sebagian bilang Mandailing. Gitu juga yang siregar. Bahkan beberapa siregar ada yang batak Toba. Jadi kadang bingung awak bang. Hahaha apalagi yang orang pulau Jawa ya.. Pasti lebih bingung. Hahaha
ReplyDeleteUdah sering dengar kata Angkola dari beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Selatan. Tapi yang diulas disini lebih lengkap. Kalau di Mandailing Natal sepertinya banyak masyarakatnya yang bermarga lubis dan nasution. Baca ini kayak belajar sosiologi dan antropologi jadinya, hihi..
ReplyDeleteTahunya soal jodoh, Harahap pasangannya Siregar, Lubis sama Nasutio ternyata karena sama-sama mendiami daerah yang sama ya, dianggap keluarga dan rasanya saling mengenal ya.
ReplyDeletePart II? Lanzuuut
mamak awak harahap, makanya ya bang kalau harahap itu selalu pasangannya siregar. sempat dulu awak dekat sama yang marga siregar yang totok kali adatnya, mungkin krn memang awak bukan marga harahap jadinya gak dibolehin bapaknya kami nikha. hahahha. tapi tenang, skrng suami awak marganya siregar juga kok bang. makasih buat infonya ya bang. jadi tahu awak kalau harahap dan siregar itu bukan mandailing tapi angkola.
ReplyDeleteJujur banget kalau suku Batak Angkola ini baru tahu melalui artikel ini. Ternyata suku Batak itu banyak ya etnisnya
ReplyDeleteBang Karena Saya Penggiat kuliner khas daerah, Kalau angkola Apa makanan yang jadi ciri khas nya ya bang?
ReplyDeletenambah pengetahuan baru nih bagi umrin yang bukan asli sumut, jadi kalau main2 ke tapanuli jadi tau sejarahnya, makasi infonya
ReplyDeleteOh, jadi Tapanuli Selatan itu adalah suku Angkola. Penasaran deh dengan kotanya gimana. Dulu ayah saya ditempatkan di sana.
ReplyDelete